Kamis, 24 Maret 2011

PENANGGULANGAN OBESITAS


Obesitas merupakan hasil dari proses yang berjalan menahun, sehingga penanganannya tidak akan efektif bila hanya dalam waktu singkat. Penurunan berat badan sampai 1 kg per minggu sudah cukup sebagai parameter keber-hasilan penurunan berat badan. Kita harus mewaspadai adanya sindroma Yoyo, yaitu penurunan berat badan yang berlebihan akan menyebabkan defisit energi mendadak dan akan berisiko naiknya kembali berat badan.
Penurunan berat badan bersifat individual, tergantung pada umur, berat badan awal dan adanya usaha penurunan berat badan sebelumnya serta ada tidaknya penyakit penyerta. Sasaran penurunan berat badan yang realistik adalah 5-10% dari berat badan awal dalam kurun waktu 6-12 bulan. Garis besar penanganan obesitas terdiri dari intervensi diet, aktivitas fisik, perubahan perilaku, Farmakoterapi dan Intervensi bedah.
 
1.      Penanganan secara Psikologis
Obesitas (kegemukan) merupakan salah satu masalah yang ditakuti remaja, khususnya remaja putri. Mereka merasa kehilangan kepercayaan diri ketika memiliki bentuk tubuh yang tidak proporsional seperti memiliki banyak lipatan pada perut, pinggang maupun lengan.
Jangan berkecil hati dan mengucilkan diri dari pergaulan itu kunci utamanya. Obesitas pada remaja adalah sebuah masalah yang harus ditangani bukan disembunyikan. Kamu harus memilki kepercayaan diri untuk mampu mengatasi masalah itu. Jangan sampai kamu frustasi dan akhirnya lebih meningkatkan lagi nafsu makan. Sebab obesiats yang berlanjut sampai usia dewasa dan tua akan menimbulakan berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus.
Prinsipnya adalah Reduce weight and increase physical activity. Jika kedua hal ini sudah kita pegang dan kita memilki motivasi dan konsistensi maka berat badan ideal bukan lagi sebuah mimpi.
Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja yang mengalami kelebihan berat badan mungkin memperhatikan perubahan fisiknya tersebut. Disamping risiko kesehatan jangka panjang seperti peningkatan tekanan darah dan diabetes, masalah sosial dan emosional sebagai akibat kelebihan berat badan dapat menyebabkan remaja putus asa. Belum lagi jika usaha menurunkan berat badan tidak memberikan hasil terbaik.
Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna yang dapat dicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang lain. Remaja harus didorong untuk mencapai berat badan yang sehat.
Menurunkan berat badan dan tetap mempertahankannya merupakan komitmen jangka panjang. Diperlukan perubahan gaya hidup yang teratur dan konsisten agar upaya yang telah dilakukan tidak sia-sia. Diet yang berlebihan akan mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan remaja. Sementara pil penurun berat badan instan hanyalah solusi sementara yang tidak menyelesaikan akar permasalahan.

2.      Diet Makan
Pengaturan makan merupakan tiang utama penanganan obesitas, oleh sebab itu perlu ditekankan pada penderita bahwa kosistensi pengaturan makan jangka panjang sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Keberhasilan pengobatan dievaluasi minimal dalam jangka waktu 6 bulan.
Dua macam nutrisi medik yang efektif untuk menurunkan berat badan, yaitu Low Calorie balance Diets (LCD),Very Low Calorie Diets (VLCD), Low Calorie balance Diets (LCD).
Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi asupan lemak dan karbohidrat. Dapat diberikan 1200-1600 kkal/hari dengan protein 1 g/kg BB, lemak 20-25% dari kalori total dan sisa- nya karbohidrat.
Beberapa rekomendasi praktis dapat dilakukan untuk mencapai sasaran diet : makan setidaknya 5-7 porsi buah dan sayuran perhari. Makan 25-30 gram serat perhari (dari buah/sayur, roti gandum, sereal, pasta dan kacang-kacangan).
Untuk sumber karbohidrat hasil proses, pilihlah roti gandum. Minum sedikitnya 8 gelas sehari. Makan sedikitnya 2 porsi perhari hasil olahan susu rendah lemak. Pilih protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, kalkun dan produk kedelai. Sebaiknya makan daging lebih sedikit. Makan ikan setidaknya 2 kali seminggu. Asupan garam maksimum 2.400 mg perhari.
Pengurangan asupan kalori 500-1000 kkal/hari dapat menurunkan 0,5-1kg berat badan per minggu.  Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan kalori total. Caranya dengan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur, serta membatasi gula dan lemak. Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan kalori anda.
Diet ekstrim tidak disarankan karena dapat mengurangi nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam masa pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya defisiensi vitamin. Puasa terus-menerus juga bukanlah suatu jawaban karena penurunan berat badan kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh, sehingga tubuh akan terasa lemas.
Jangan mengurangi porsi makan yang terlalu drastis karena remaja juga memilki aktiviats fisik yang memerlukan banyak energi seperti belajar salah satunya.

3.      Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik aktif berupa aktivitas yang rutin, merupakan bagian penting dari program penurunan berat badan. Olahraga juga dapat mengurangi rata-rata angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit kronik. Dokter dapat menekan-kan urgensinya aktivitas fisik pada penderita, dan menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik paling sedikit 150 menit perminggu. Latihan fisik saja sudah dapat menurunkan berat badan rata-rata 2-3 kg.  
Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah membakar lebih banyak kalori. Banyaknya kalori yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas latihan yang dilakukan. Salah satu cara untuk menghilangkan lemak tubuh adalah dengan aerobik atau berjalan kaki selama 30 menit setiap harinya. Dapat pula dilakukan modifikasi yang dapat meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari. Misalnya dengan lebih memilih menggunakan tangga untuk naik atau turun beberapa lantai dibanding menggunakan elevator.  

4.      Farmakoterapi.
Tiga mekanisme dapat digunakan untuk mengklasifikasi obat-obatan untuk terapi obesitas adalah terapi yang mengurangi asupan makanan, yang mengganggu metabolisme dengan cara mempengaruhi proses pra atau pascaabsorbsi. Terapi yang meningkatkan pengeluaran energi atau termogenesis.
Efedrin dan kafein dapat meningkatkan pengeluaran energi, akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10% selama beberapa jam. Pada uji klinis efedrin dan kafein menghasilkan penurunan berat badan lebih besar dibanding kelompok plasebo. Diperkirakan 25-40% penurunan berat badan oleh karena termogenesis dan 60-75% karena pengurangan asupan makanan. Efek samping utama adalah peningkatan nadi dan perasaan berdebar-debar yang terjadi pada sejumlah penderita.
Dokter dapat mempertimbangkan memberikan obat antiobesitas jika:
o    Metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil.
o    Nilai BMI lebih dari 27 dan ada komplikasi medis dari obesitas, seperti diabetes, peningkatan tekanan darah, dan sleep apnea.
o    Nilai BMI lebih dari 30.
Ada dua jenis obat yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk penurunan berat badan, yakni:

  1. Sibutramin
  • Sibutramin bekerja untuk menekan nafsu makan dengan cara menghambat ambilan ulang neurotransmiter norepinefrin dan serotonin. Sibutramine mengubah kimiawi otak sehingga anda akan merasa lebih cepat kenyang.
  • Sibutramin, menurunkan energy intake dan mempertahankan penurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan. Pada penelitian ternyata terbukti sibutramin menurunkan asupan makanan dengan cara mempercepat timbulnya rasa kenyang dan mempertahankan penurunan pengeluaran energi setelah penurunan berat badan.
  • Walaupun secara umum sibutramin dapat lebih menurunkan berat badan dibanding diet dan olahraga, namun itu bukanlah segalanya. Penelitian menunjukkan bahwa setelah satu tahun, pengguna sibutramin mengalami penurunan berat badan hanya sekitar 5 kg dibanding mereka yang menjalani diet rendah kalori dan menggunakan plasebo.
  • Efek samping penggunaan sibutramin yakni peningkatan tekanan darah, sakit kepala, mulut kering, konstipasi, dan insomnia. 

  1. Orlistat
  • Orlistat merupakan suatu penghambat lipase, bekerja dengan membatasi absorpsi lemak diet dari dalam tubuh. Orlistat mencegah penyerapan atau absorpsi lemak di usus. Lemak yang tidak diserap akan keluar bersama kotoran. 
  • Orlistat dapat menghambat lipase pankreas (enzim yang dihasilkan kelenjar ludah perut) dan akan menyebabkan penurunan penyerapan lemak sampai 30%.
  • Rata-rata penurunan berat dengan menggunakan orlistat adalah sekitar 3 kg setelah satu tahun. Penggunaan orlistat harus disertai dengan diet untuk memperoleh hasil terbaik.
  • Efek samping orlistat diantaranya kotoran yang berminyak dan pergerakan usus yang lebih sering. Karena orlistat menghalangi penyerapan beberapa nutrien, dokter juga akan menyarankan penggunaan multivitamin.

5.      Intervensi Bedah.
Jika semua tindakan di atas tidak mampu menurunkan berat badan, maka pembedahan dapat menjadi pilihan. Operasi gastric bypass dapat dilakukan dengan cara merubah anatomi sistem pencernaan untuk membatasi jumlah makanan yang dimakan dan dicerna.
Intervensi bedah untuk mengatasi masalah obesitas sebenarnya telah diterapkan sejak tahun 1960 dengan bedah pintas lambung. Hanya karena teknologi bedah saat itu masih terbatas, membuat operasi ini hampir selalu berujung pada kematian pasien. Ada beberapa pilihan pembedahan seperti :
Ø  Laparoscopic Adjustable Gastric Binding
Ø  Vertical Banded Gastroplast
Ø   Roux-en-Y gastric bypass.
Laparoscopic Adjustable Gastric Binding, merupakan tindakan bedah generasi mutakhir untuk menangani penderita dengan obesitas yang berat, dimana hanya dengan membuat lubang/irisan kecil diperut (diameter 0,5-1,0 cm).
Dengan pita/plaster silikon yang dilekatkan seputar lambung bagian atas, sehingga terbentuk satu kantong kecil. Apabila penderita makan, kantong kecil tadi akan cepat penuh dan ini akan memberikan sensasi kenyang. Pengosongan makanan dari kantong kecil tersebut akan secara pelan-pelan melalui ikatan yang dibuat dan penderita tidak akan merasa lapar sampai beberapa jam.
Dengan intervensi bedah ini, diharapkan dapat menurunkan berat badan dari 20 kg sampai lebih dari 100kg.
Pembedahan untuk menurunkan berat badan dapat dipertimbangkan jika nilai BMI 40 atau lebih. Nilai BMI antara 35-39,9 dan terdapat risiko kesehatan serius terkait obesitas, seperti diabetes atau peningkatan tekanan darah.

6.      Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku digunakan untuk mangatur/memodifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada mereka yang menjalani terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku ini dapat diketahui faktor atau situasi apa yang dapat membuat berat badan menjadi berlebih sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi ketidakpatuhan dalam terapi obesitas.






Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bisa cantumin sumbernya ?

Posting Komentar

thanks.. buat temen-temen yang dah mo buka n baca blog saya,,
JANGAN LUPA beri KOMENTAR-nya eaaa!!!!